Housekeeping.my.id –
Presiden Prabowo Subianto menyinggung manfaat teknologi nuklir untuk Indonesia, mulai dari kesehatan hingga produksi pangan.
Prabowo menyebut pentingnya nuklir bagi kemaslahatan manusia selain untuk persenjataan. Menurutnya, teknologi nuklir bisa dimanfaatkan untuk berbagai bidang, mulai dari sektor kesehatan, energi terbarukan, hingga sektor pangan dengan implementasi pada benih-benih padi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Nuklir bukan hanya untuk senjata. Nuklir untuk kesehatan, nuklir untuk benih-benih padi dan nuklir untuk energi. Energi terbarukan dan energi paling bersih di antaranya nuklir,” ujar Prabowo di penutupan Kongres Demokrat, Jakarta, Selasa (25/2).
Kemudian, Prabowo juga menyinggung Presiden pertama RI Sukarno yang memiliki visi besar dan jelas ketika memimpin RI terkait pengembangan nuklir. Visi tersebut diwujudkan dengan pembentukan Badan Tenaga Atom.
“Visi tetap jelas. Bahkan beliau membentuk Badan Tenaga Atom. Waktu rakyat masih lapar beliau berfikir nuklir,” kata dia.
Meski demikian, Prabowo bersyukur Indonesia masih memiliki sumber energi lain yang luar biasa dibanding nuklir.
“Energi geotermal terbesar di dunia. Air juga sangat besar kita,” tutur Prabowo.
Apakah perlu takut?
Pengembang Teknologi Nuklir Ahli Muda Pusat Riset Teknologi Analisis Berkas Nuklir (PRTABN) dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Haryo Seno, menyatakan nuklir dan radiasi memang memiliki risiko, tapi juga sangat bermanfaat.
Ia pun mengingatkan agar tidak takut berlebihan dengan energi nuklir.
“Takut terhadap risikonya boleh, tapi jangan fobia,” kata Haryo Seno pada November 2024, melansir laman resmi BRIN.
Ia menjelaskan radiasi ada dalam kehidupan sehari-hari dan berada di sekitar kita. Mulai sejak lahir kemudian berkembang, secara alami manusia akan selalu menerima radiasi dari alam.
Menurut dia Matahari merupakan reaktor alam terbesar yang radiasinya selalu diterima setiap hari oleh manusia. Selain itu, batuan yang berasal dari dalam Bumi pun mengandung radiasi alam yang dinamakan radiasi terestrial.
“Bahkan, tubuh manusia juga memancarkan radiasi secara alami yang disebut radiasi interna,” ujar Seno.
Sejarah mengenai nuklir berawal pada 1945 dengan peristiwa Hiroshima Nagasaki. Kemudia, sekitar tahun 1950-an mulai banyak uji coba senjata nuklir.
Dari uji coba tersebut, Indonesia melalui Panitia Negara menyelidiki sisa zat radioaktif akibat uji coba senjata tersebut, sehingga lahirlah Lembaga Tenaga Atom.
Selanjutnya, pada 1964, Lembaga Tenaga Atom berubah menjadi BATAN dengan fungsi kelembagaan yang lebih luas. Sejak September 2021, BATAN diintegrasikan ke dalam BRIN.
“Selama 64 tahun, nuklir di Indonesia berkomitmen pada keselamatan dan telah memanfaatkan teknologi nulir di berbagai bidang untuk kesejahteraan,” tutur dia.
![]() |
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250226125522-199-1202635/prabowo-singgung-manfaat-nuklir-untuk-ri-bagaimana-keamanannya