Presiden Iran Kritik RUU yang Lebih Ketat soal Hijab

banner 468x60
banner 468x60

Housekeeping.my.id –


Jakarta, CNN Indonesia

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menyatakan keraguannya terhadap rancangan undang-undang (RUU) baru yang bakal menghukum perempuan jika melanggar aturan wajib hijab di negaranya.

“Sebagai orang yang bertanggung jawab untuk mengesahkan undang-undang ini, saya memiliki banyak keberatan tentangnya,” kata Pezeshkian kepada televisi negara pada Senin (2/12) malam waktu setempat dilansir AFP.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebab, kata dia, RUU ini berpotensi menyengsarakan rakyat jika diterapkan kepada kaum perempuan di Iran. “Kita berisiko merusak banyak hal dalam masyarakat karena undang-undang ini,” lanjut Pezeshkian.

RUU wajib hijab ini sebetulnya sudah disetujui oleh parlemen Iran. Namun, RUU itu masih memerlukan tanda tangan Presiden Pezeshkian agar bisa diterapkan. Menurut jadwal, Pezeshkian harus menandatangani RUU itu pada 13 Desember mendatang.

RUU wajib hijab ini sebetulnya sudah diloloskan oleh parlemen Iran pada September 2023 lalu. Dengan aturan baru ini, perempuan yang kedapatan melanggar aturan berbusana bisa dipenjara hingga 10 tahun.

Selain itu, RUU ini juga mengatur bahwa perempuan yang memakai hijab dengan cara yang tidak benar atau tidak memakainya sama sekali bakal didenda dengan jumlah setara dengan 20 kali gaji bulanan.

Denda tersebut juga harus dibayar dalam jangka waktu 10 hari. Jika tidak, perempuan yang kedapatan melanggar aturan wajib hijab bakal dilarang berpergian, dilarang memakai fasilitas publik, dan dilarang untuk mengajukan pembuatan Surat Izin Mengemudi.

RUU dengan nama ‘Dukungan untuk Budaya Hijab dan Kesucian’ ini disetujui dengan masa percobaan selama tiga tahun, demikian dilaporkan kantor berita IRNA.

Sejak peristiwa Revolusi Iran pada 1979, perempuan di negara tersebut memang sudah diwajibkan menutupi rambut mereka di depan umum menggunakan hijab.

Namun, seiring berjalannya waktu, semakin banyak perempuan Iran yang muncul tanpa hijab.

Fenomena ini pun kian merebak sejak kaum perempuan di Iran melakukan protes terhadap kematian Mahsa Amini yang meninggal di dalam tahanan pada September 2022.

Kala itu, Amini ditangkap dan ditahan oleh kepolisian Iran karena diduga melanggar aturan berpakaian.

(gas/dna)


[Gambas:Video CNN]

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20241203183545-120-1173396/presiden-iran-kritik-ruu-yang-lebih-ketat-soal-hijab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *