Makassar, CNN Indonesia —
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menolak rencana digelarnya Muktamar Luar Biasa (MLB) NU di Surabaya.
Ketua PWNU Sulsel Hamzah Harun Ar Rasyid menilai MLB ini menjadi upaya merongrong dan memecah belah keutuhan NU, sehingga upaya melemahkan NU.
“Sejarah telah mencatat setiap upaya percobaan untuk MLB yang dilakukan oleh segelintir orang atau oknum tidak pernah berhasil, karena tidak sejalan dengan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah dan budaya organisasi yang berkembang di lingkungan NU selama ini,” kata Hamzah dalam keterangan tertulis, Selasa (10/12).
Seluruh elemen NU di Sulsel, klaim Hamzah, berkomitmen untuk bersama-sama mengembangkan Jam’iyah NU yang solid serta mendukung PBNU untuk terus melangkah dan tetap istiqamah dalam membuat kebijakan-kebijakan strategis.
“Hal ini merupakan wujud peningkatan khidmahnya kepada masyarakat, bangsa dan negara,” ujarnya.
Selain itu, PWNU dan PCNU Se-Sulsel juga mengajak segenap elemen NU, baik struktural maupun kultural, untuk senantiasa berada dalam satu barisan yang solid bersama PBNU.
Sementara itu Sekretaris Umum PWNU Sulsel, Muh. Tonang mengaku tak paham urgensi MLB terus didorong segelintir kelompok.
“PWNU dan PCNU Sulsel mengambil sikap tegas menolak apapun upaya orang untuk mengganggu integritas organisasi akan mereka tolak, termasuk mereka yang sekarang bicara soal MLB,” kata Tonang.
Berikut pernyataan sikap tertulis PWNU dan PCNU se-Sulawesi Selatan:
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Propinsi Sulawesi Selatan, dan 24 Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama se-Sulawesi Selatan, menyatakan dengan tegas melalui pernyataan bersama, sebagai berikut:
1. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama se-Sulawesi Selatan mendukung segala kebijakan dan selalu bersinergi dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan.
2. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama se-Sulawesi Selatan tetap berikhtiar dan satu barisan besama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk mewujudkan visi “Merawat Jagat dan Membangun Peradaban” dalam mencapai kemaslahatan umat, bangsa dan negara.
3. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama se-Sulawesi Selatan mendukung agenda kerja pemerintah Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan masyararakat yang adil dan sejahtera berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
4. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama se-Sulawesi Selatan bersama-sama menyatakan dengan tegas menolak Muktamar Luar Biasa (MLB) dan menyatakan bahwa agenda tersebut adalah bentuk propaganda oleh segelintir oknum yang tidak bertanggungjawab yang hanya ingin memecah belah keutuhan Nahdlatul Ulama.
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya meminta aparat kepolisian untuk mencegah dan membubarkan pelaksanaan Pra-Muktamar Luar Biasa (MLB) NU yang digelar di Surabaya, 20-21 Desember 2024.
Sebelumnya, PCNU Surabaya yang dipimpin Ketua Masduki Toha pun mendatangi Polrestabes Surabaya.
Mereka melakukan audiensi dengan kepolisian serta menyampaikan surat permohonan pencegahan kegiatan Presidium Penyelamat Organisasi dan Muktamar Luar Biasa Nahdlatul Ulama (Presidium PO dan MLB NU) tersebut.
Pra-Muktamar Luar Biasa (MLB) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan dilaksanakan pada 20-21 Desember 2024 di Surabaya. Acara ini direncanakan berlangsung di salah satu pondok pesantren tertua.
al itu diungkap Ketua Presidium Penyelamat Organisasi dan Muktamar Luar Biasa NU (PO & MLB NU), Abdussalam Shohib atau Gus Salam.
Gus Salam mengatakan, pihaknya mengundang delegasi dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia. Ia berharap para delegasi, baik ketua PWNU maupun perwakilannya, dapat hadir dalam acara ini.
Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang ini menyebutkan beberapa kiai sepuh akan turut diundang, termasuk tuan rumah pondok pesantren yang menjadi lokasi kegiatan. Namun, pihaknya belum mengungkapkan secara pasti nama pondok pesantren tertua itu.
(mir/DAL)