Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Siapa bilang pendidikan di pondok pesantren akan mematikan bakat sepak bola? Rafli Mursalim membuktikan itu hanya stigma.
Rafli adalah mantan pemain Timnas Indonesia U-19 pada 2017. Musim ini pemuda kelahiran 5 Maret 1999 tersebut membela Persiku Kudus dalam Liga 2 2024/2025.
Pemuda asal Jakarta ini masuk Pondok Pesantren Al Asy’ariyah Tangerang pada 2015. Ketika itu Rafli sedang menghadapi permasalahan. Selain itu dunia yang digeluti dan disenangi Rafli, sepak bola, tak baik-baik saja. Ketika itu sepak bola nasional sedang sakit parah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2015 itu status PSSI sebagai anggota FIFA dibekukan karena ada intervensi pemerintah. Ini adalah ekses dari ribut berkepanjangan pengurus federasi.
“Saat itu hidup saya terasa sangat hampa. Jadi, keinginan kuat untuk belajar agama pun muncul dari dalam hati,” kata Rafli mengisahkan, pada 2017.
Awalnya, Rafli merasa seperti ada yang hilang dari dunia masa remajanya. Aktivitas bermain bola di SSB Villa 2000 (Tangerang Selatan) terpaksa ditinggal.
Namun, ternyata bakat sepak bola Rafli tetap bisa disalurkan selama di pesantren. Itu tak lain karena sang kyai pengasuh pesantren juga hobi sepak bola.
Kiai Mahrusillah, begitu sang pengasuh pesantren yang telah berdiri sejak 1967 itu disebut, mengajak santrinya bermain bola di lapangan kecamatan. Tiga kali sepekan.
Pada tahun kedua di Pondok Pesantren Al Asy’ariyah, 2016, tersiar kabar ada pelaksanaan Liga Santri. Kementerian Pemuda dan Olahraga yang mengadakan.
Pondok Pesantren Al Asy’ariyah mendaftar menjadi peserta. Nama Rafli masuk dalam skuad. Ia bahkan jadi andalan, sebab kualitasnya di atas rata-rata.
Tak dinyana Pondok Pesantren Al Asy’ariyah menembus babak semifinal. Al Asy’ariyah akhirnya meraih peringkat ketiga dan Rafli menjadi top skor turnamen dengan 15 gol.
Gelar inilah yang membuatnya dipinang Indra ke Timnas Indonesia U-19. Saat itu Indra memang sedang melakukan seleksi dan persiapan Piala AFF U-18 2017.
“Pak Menpora [Imam Nahrawi] meminta saya ikut seleksi Timnas Indonesia U-19, karena saya jadi top skor. Alhamdulillah akhirnya lolos seleksi,” kata Rafli.
Dalam kejuaraan yang berlangsung di Myanmar itu Rafli melesakkan enam gol. Ia menjadi top skor kedua Indonesia U-19 setelah Egy Maulana Vikri.
Hal ini membuat Rafli kembali masuk skuad Indonesia di Piala AFF U-19 2018 di Jawa Timur. Saat itu Rafli mencetak tiga gol, sama dengan koleksi Saddil Ramdani.
Selepas Piala AFF U-19 2018, Rafli dipinang Mitra Kukar. Saat di Mitra Kukar ini pula Rafli pernah dua kali membela Timnas Indonesia U-23 persiapan SEA Games.
Musim berikutnya, 2020/2021, Rafli membela Persija. Sayang kariernya tak mentereng. Ia malah dipinjamkan ke klub Liga 2: Sulut United, Dewa United, dan PSG Pati.
Pada 2022 Rafli membela klub asal Jawa Timur Gresik United. Musim berikutnya Rafli mencoba peruntungan dengan merantau ke Kamboja, membela Nagaworld.
Berikutnya Rafli membela Persiku Kudus dalam Liga 3 2024/2025. Klub ini lantas degradasi ke kasta ketiga dengan Rafli tak banyak mendapat menit bermain.
(abs/har)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20250326140906-142-1213311/rafli-mursalim-jebolan-pesantren-yang-tembus-timnas-indonesia