Jakarta, CNN Indonesia —
Ketua KPU RI Mochammad Afifuddin mengungkap penyebab rekapitulasi suara di tujuh kabupaten/kota di Papua yang menggelar Pilkada serentak 2024 belum rampung hingga saat ini.
Afif mengatakan salah satu hal yang menyebabkan keterlambatan proses rekapitulasi itu adalah faktor keamanan yang dialami oleh petugas KPU.
“Di beberapa daerah memang ada tantangan, rekapitulasi tidak bisa dilaksanakan tepat waktu. Di antaranya adalah (dikarenakan) persoalan keamanan dan dinamika lokal,” kata Afif di kantor KPU, Jakarta, Jumat (13/12).
Afif berharap seluruh jajaran KPU daerah tersebut dapat berkoordinasi dengan aparat terkait agar permasalahan itu dapat diselesaikan.
Ia juga mengakui salah satu masalah keamanan itu terkait adanya peristiwa penyekapan yang dilakukan terhadap petugas KPU.
Namun, Afif tidak menjelaskan dengan rinci siapa petugas yang disekap dan siapa pelaku yang melakukan penyekapan.
“Kami mengharapkan KPU berkomunikasi dengan semua pihak untuk kemudian tidak terjadi kekerasan di sela-sela rekapitulasi,” tutur Afif.
“Berita seputar teman-teman disekap dan seterusnya juga ada dalam proses-proses itu,” imbuhnya.
Tak hanya itu, Afif berharap KPU daerah untuk mempertimbangkan pemindahan lokasi rekapitulasi ke daerah aman jika situasi tak kunjung kondusif.
“Dengan pertimbangan dan berkomunikasi dengan para pihak polisian dan juga TNI untuk keamanan, kemudian dengan Bawaslu dan saksi paslon, kami menyarankan seandainya daerah tersebut memang tidak konfusif itu kemudian ditarik, dipindahkan ke daerah yang dianggap aman,” ujar dia.
Tujuh daerah itu antara lain Kabupaten Mamberamo Raya, Kota Jayapura, Kabupaten Lanny Jaya, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Puncak, Kabupaten Puncak Jaya, dan Kabupaten Paniai.
(mab/fra)