Revitalisasi Tahura Bali, Mensos Dorong Perubahan Berbasis Masyarakat

Berita, Ekonomi1 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60

Housekeeping.my.id –


Jakarta, CNN Indonesia

Kementerian Sosial (Kemensos) akan menggelar kerja bakti massal untuk merevitalisasi Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Bali. Kegiatan ini merupakan upaya kolaboratif mengatasi krisis sampah yang melanda kawasan hutan mangrove tersebut.

Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), mengadakan dialog dengan berbagai pemangku kepentingan di pendopo kawasan Tahura pada Senin (24/2). Dalam kesempatan tersebut, ia menekankan pentingnya pemberdayaan berbasis masyarakat.

“Kerja Bakti ini bukan hal baru. Kami ingin menguatkan kolaborasi, kami ingin menguatkan kebersamaan. Sesuatu kalau dilakukan bersama-sama terpadu dan berkelanjutan akan kelihatan hasilnya. Ada bedanya before after,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (24/2).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gus Ipul menegaskan bahwa ia akan terus melakukan aktivitas serupa secara berkelanjutan di berbagai titik di Indonesia. Menurutnya, kegiatan ini harus dilihat sebagai langkah awal menuju perbaikan berkelanjutan, bukan sekadar formalitas semata.

Ia menyebut tujuan dari aktivitas ini adalah untuk membuat lingkungan di sana bersih dan meningkatkan kesadaran masyarakat. Hal ini dapat dicapai melalui langkah-langkah kecil dari satu desa untuk menciptakan perubahan yang berbasis masyarakat.



Dalam mengatasi krisis sampah yang melanda Tahura Ngurah Rai, Kemensos merangkul berbagai pihak untuk berkolaborasi. Tak hanya melibatkan pemerintah setempat, Kemensos juga melibatkan pilar-pilar sosial, desa adat, pemerintah daerah dan juga organisasi lingkungan hidup seperti Sungai Watch.

Sebagai informasi, krisis sampah Tahura Ngurah Rai berasal dari sampah-sampah yang dibuang langsung ke sungai dan juga sampah dari laut yang terkumpul di hutan mangrove.

READ  Turki Satu Suara dengan RI soal Viral Momen Erdogan-Prabowo di KTT D-8

Manajer Lapangan Sungai Watch, I Made Dwi Bagiasa, mengungkapkan kolaborasi berbagai pihak dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut.

“Kami dari Sungai Watch tidak bisa sendiri, tentu membutuhkan semua pihak,” kata dia.

Dia menambahkan empat tahun lalu, kondisi Tahura menyerupai bukit sampah. Dengan kolaborasi berbagai pihak untuk merevitalisasi Tahura, keadaannya kini membaik, meski masih banyak sampah yang harus dibersihkan.

Kerja bakti yang dilaksanakan oleh Kementerian Sosial dan berbagai pihak esok merupakan salah satu upaya untuk mengatasi krisis sampah. Sekitar 500 pilar-pilar sosial dan warga setempat akan turut serta membersihkan Tahura pada Selasa (25/2).

Gus Ipul pun berpesan kerja bakti ini agar tak hanya dilakukan satu kali saja. Dibutuhkan upaya pembersihan berkesinambungan untuk menangani krisis sampah dan permasalahan sosial yang turut timbul.

“Saya berharap (kerja bakti) ini akan berkelanjutan. Kalau perlu, pakai ekskavator,” pungkasnya.

Melalui revitalisasi dan pemberdayaan masyarakat sekitar Tahura, diharapkan Tahura bisa berperan kembali sebagai pusat konservasi, edukasi, sekaligus destinasi wisata.

Dengan semangat pemberdayaan dan kolaborasi, diharapkan perubahan yang signifikan dapat dirasakan oleh masyarakat dan lingkungan sekitar, sehingga kawasan Tahura Ngurah Rai, termasuk hutan mangrove-nya, bisa berperan optimal dalam menjaga keseimbangan alam.

(rir)


Artikel ini Disadur Dari Berita : https://cnnindonesia.com/ekonomi/20250224210344-625-1201992/revitalisasi-tahura-bali-mensos-dorong-perubahan-berbasis-masyarakat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *