Sampai Kapan Cuaca Ekstrem di Indonesia? Ini Prediksi BMKG

Berita, Teknologi3 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60

Housekeeping.my.id –


Jakarta, CNN Indonesia

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap sampai kapan cuaca ekstrem yang memicu banjir di sejumlah wilayah Jabodetabek bakal bertahan. Simak prediksinya.

Sejumlah wilayah di Jabodetabek terendam banjir pada Selasa (4/3), imbas hujan lebat dan cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

BMKG menyebut cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia, termasuk Jabodetabek, masih berpotensi berlanjut hingga dasarian kedua Maret atau hingga tanggal 20.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan cuaca ekstrem yang tengah berlangsung untuk beberapa hari ke depan akan sedikit mereda. Namun, diprediksi akan kembali meningkat pada Dasarian II atau 10 hari kedua bulan Maret.





“Karena fenomenanya masih akan berlanjut meskipun akan mengalami penurunan sebentar, namun kemudian nampaknya puncaknya di tanggal 11 [Maret]. Jadi berangsur-angsur meningkat lagi, sehingga kemungkinan akan ekstrem lagi,” kata Dwikorita dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Selasa (4/3).

Berdasarkan analisis BMKG, kata Dwikorita, puncak cuaca ekstrem diperkirakan terjadi pada Dasarian II, mulai tanggal 11 hingga 20 Maret.

Dalam laporan Prospek Cuaca Mingguan Periode 4-10 Maret 2025, BMKG mencatat pada 1 hingga 3 Maret telah terjadi banjir dan tanah longsor di Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, dan Kalimantan Selatan.

“Bencana hidrometeorologi ini masih berpotensi terjadi, terutama di wilayah dengan curah hujan tinggi yang berada di wilayah pesisir dan bertopografi yang curam,” terang BMKG.

READ  Safee Sali Ungkap Gol Terbaik dalam Karier: Lawan Indonesia di AFF

Cuaca ekstrem yang menyebabkan bencana hidrometeorologi di berbagai wilayah, termasuk Jabodetabek, terjadi akibat sejumlah dinamika atmosfer yang secara signifikan meningkatkan potensi hujan di beberapa daerah.

Dinamika atmosfer tersebut meliputi gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial, Low Frequency, dan Kelvin yang diperkirakan akan tetap aktif hingga sepekan ke depan. Faktor-faktor ini dipercaya dapat meningkatkan aktivitas konvektif di Indonesia.

Hal ini didukung oleh sirkulasi siklonik di Perairan Barat Aceh, Samudra Hindia barat daya Bengkulu, dan Pesisir Papua Selatan, serta kondisi labilitas lokal yang kuat dapat mendukung pembentukan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.

“Hal ini mengakibatkan potensi terjadinya hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan masih dapat terjadi secara merata di sejumlah daerah,” jelas BMKG.

Lebih lanjut, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan keberadaan sirkulasi siklonik tersebut menyebabkan perlambatan kecepatan angin atau konvergensi di berbagai perairan, termasuk Laut Natuna, Laut Banda, perairan selatan Sulawesi, Laut Arafuru, dan Maluku. Selain itu, daerah pertemuan angin (konfluensi) juga terdeteksi membentang di Laut Flores, Laut Banda, Laut Arafuru, hingga Papua bagian selatan.

BMKG memprediksi dalam periode 4 – 11 Maret 2025, hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia, khususnya di bagian barat dan Kepulauan Papua.

Sampai kapan musim hujan guyur Indonesia?

Dwikorita menyebut musim hujan pada 2025 akan berlangsung hingga Maret mendatang. Menurutnya, saat ini sebagian besar wilayah di Indonesia tengah masuk fase puncak musim hujan.

“Musim hujan diprediksi akan berakhir sampai bulan Maret, akhir Maret 2025, dan April itu transisi dari musim hujan ke musim kemarau. Nah, kemudian puncak musim hujan itu di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi di bulan Januari hingga Februari, sehingga saat ini masih menghadapi puncak musim hujan,” kata Dwikorita pada Februari lalu.

READ  Prabowo Kumpulkan Jajaran Menteri Jelang 100 Hari Pertama

BMKG, dalam laporannya mengenai prediksi musim hujan 2024/2025, juga mengungkap musim hujan diperkirakan berlangsung hingga akhir Maret 2025 di sebagian besar wilayah Indonesia. Namun begitu, beberapa daerah dengan pola hujan monsunal kemungkinan masih akan mengalami hujan hingga April atau Mei 2025.

Berdasarkan analisis dinamika atmosfer dan alutn, BMKG memprediksi sebagian besar wilayah Indonesia bakal mengalami curah hujan tahunan dalam kategori normal, yakni 1.000 hingga 5.000 mm per tahun.

Lebih lanjut, Dwikorita mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang masih terus terjadi dan hampir merata di seluruh wilayah Tanah Air.

“Hanya tempatnya itu bergeser-geser, misalnya dari Sumatera, dari Jakarta, lalu ke Jawa Tengah, ke Jawa Timur, lalu nanti ke Sulawesi, nanti balik lagi ke Jakarta, jadi akan berpindah-pindah tempatnya,” terangnya

(lom/dmi)



Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250304135753-641-1204904/sampai-kapan-cuaca-ekstrem-di-indonesia-ini-prediksi-bmkg

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *