Jakarta, CNN Indonesia —
Kakak kandung Kapolsek Negara Batin AKP Anumerta Lusiyanto, Parwati menangis saat hadir dalam acara konferensi pers bersama advokat senior Hotman Paris di Jakarta, Selasa (25/3).
Ia mengaku tidak kuasa menahan tangis lantaran sudah tidak bertemu adiknya selama setahun. Pertemuan itu justru terjadi ketika adiknya sudah membujur kaku setelah diduga tewas ditembak anggota TNI AD Kopral Dua (Kopda) Basarsyah dan Pembantu Letnan Satu (Peltu) Lubis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami sekeluarga besar dari Palembang menuju ke rumah orang tua saya, di sana kami menunggu dari malam sampai Selasa sore adik saya baru dibawa pulang,” ujarnya.
Parwati mengatakan dirinya mengingat betul momen saat akhirnya bisa melihat jasad almarhum adiknya setelah harus menunggu proses evakuasi. Ia menyebut adiknya memiliki bekas luka tembak di bagian kepala.
“Kami bingung, kami harus ke mana mencari keadilan, sedangkan adik saya itu polisi, kapolsek, tiga tahun dia mengabdi,” jelasnya.
Sakit hati Parwati kian bertambah lantaran setelah adiknya meninggalnya justru dituding menerima setoran dari hasil uang haram judi sabung ayam. Padahal, kata dia, adiknya hidup dalam kemiskinan dan tidak mempunyai rumah mewah.
“Adik saya itu miskin dia tidak punya rumah yang mewah, kenapa adik saya meninggal di bulan suci Ramadan, saat membubarkan sabung ayam adik saya gugur,” ujarnya
“Lalu setelah gugur difitnah dengan berbagai macam-macam, tolong-tolong pak saya menuntut keadilan untuk adik saya, saya minta keadilan seadil-adilnya,” tambah Parwati.
Dua anggota TNI AD pelaku penembakan tiga anggota polisi hingga berujung kematian di Way Kanan, Lampung, resmi ditetapkan sebagai tersangka. Keduanya merupakan Kopda Basarsyah dan Peltu Lubis.
Mereka ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan hasil investigasi tim gabungan atas peristiwa yang mewarnai penggerebekan area sabung ayam pertengahan bulan ini.
Status penetapan tersangka dua prajurit TNI itu disampaikan Ws Danpuspomad Mayjen TNI Eka Wijaya Permana.
Peristiwa penembakan terhadap polisi yang berujung maut itu terjadi pada Senin (17/3) sekitar pukul 16.50 WIB di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan.
Tiga anggota Polri yakni AKP Anumerta Lusiyanto, Aipda Anumerta Petrus, dan Briptu Anumerta Ghalib tewas karena tembakan ketika melakukan penggrebekan judi sabung ayam. Ketiganya tewas dengan luka tembak di kepala dan di dada.
(tfq/kid)