Tape-tape Mama Pipik Menggantung di Simpang Jomin Jelang Musim Mudik

Berita, Nasional3 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60



Karawang, CNN Indonesia

Mama Pipik membersihkan rak etalase di toko oleh-olehnya di kawasan Simpang Jomin, Karawang, Jawa Barat, Jumat (21/2). Aksi bersih-bersih toko dilakukan untuk menyambut musim mudik lebaran 2025.

Selain membersihkah debu, Mama Pipik menyingkirkan barang-barang yang semula ia simpan di rak etalase itu. Mainan anak-anak, pot bunga hingga kipas angin rusak ia pindahkan ke tempat lain. Ia kemudian melap rak berdebu itu.

Wanita 55 tahun itu membersihkan rak-rak itu untuk agar bisa dipakai untuk menata barang jualannya. Maklum, sebentar lagi musim mudik tiba.



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Toko oleh-oleh Kios Tape 2001 miliknya bakal banyak yang mendatangi dibanding hari-hari biasa. Sesuai dengan namanya, toko oleh-oleh milik Mama Pipik dibuka pada 2001 atau sudah 24 tahun beroperasi.

Di tokonya, Mama Pipik menjual tapai atau tape, mainan anak-anak dan berbagai oleh-oleh khas pantura. 





Tape-tape itu digantung, terlihat di dari jalan untuk menarik calon pembeli. Sebagian disimpan dan siap dikeluarkan jika tape yang didisplay berkurang dibeli orang.

Dulu tape-tape itu sering berganti untuk digantung dan kerap ditambah stoknya karena banyak pembeli terutama saat musim mudik. Namun sekarang, penganan terbuat dari singkong itu seolah-olah menunggu pembeli yang makin sepi untuk datang dan membeli oleh-oleh.

Mama Pipik pernah merasakan masa-masa manis saat toko oleh-olehnya diserbu pemudik saat musim mudik tiba.

Periode sebelum 2015 atau sebelum Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) beroperasi adalah masa di mana Jalan Raya Pantura termasuk Simpang Jomin jadi jalur primadona untuk pemudik dari arah Jabodetabek menujuk wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.

READ  Saya Lama Jadi Orang Indonesia, Teknik Akal-akalan Saya Paham

Saat Pantura masih jadi primadona pemudik, toko oleh-oleh seperti milik Mama Pipik ini selalu dipadati pembeli saat arus mudik dan arus balik.

Dalam sehari, dulu omzetnya bisa menyentuh angka Rp5 juta saat sedang ramai dan menghabiskan ratusan kilogram (kg) tapai.

Ibu Pipik pemilik toko oleh-oleh di kawasan simpang jomin, Karawang, Jawa Barat.Mama Pipik pemilik toko oleh-oleh di kawasan simpang jomin, Karawang, Jawa Barat. Foto: cnn indonesia

Namun saat ini dia hanya bisa menjual 1 atau 2 kg tapai dalam sehari.

Jalan Tol Cipali ibarat memang memudahkan perpindahan orang terutama pemudik. Namun tol sepanjang 116 km ini juga mematikan jalur lama yakni jalur Pantura, termasuk Simpan Jomini di mana Mama Pipik berjualan.

Meski tak lagi ramai, Mama Pipik tetap bertahan membuka toko oleh-olehnya.

“Setelah ada tol Cipali, ditambah corona (pandemi), dampaknya sangat terasa,” kata Mama Pipik di tokonya di kawasan Simpang Joming kepada CNN Indonesia.

Mama Pipik memilih untuk bertahan meski omzetnya tak sebesar dulu. Ia harus terus berjualan untuk kebutuhan sehari-hari.

“Yang bertahan sejak 2001 mungkin hanya saya,” katanya.

Kawasan Simpang Jomin, Karawang.Kawasan Simpang Jomin, Karawang yang pernah jadi jalur neraka saat musim mudik saat Tol Cipali belum beroperasi. Foto: CNN Indonesia

Jika dulu ia bisa berharap banyak pada musim mudik, tapi tidak dengan sekarang. Penjualan tentu ada peningkatan saat mudik tapi jelas tak sebesar dahulu.

Jalur Pantura tetap jadi pilihan bagi para pengendara sepeda motor yang tidak bisa melintas di jalan tol. Bagi Mama Pipik ini sudah cukup untuk terus membuat dapurnya mengebul.

Namun Ia juga berharap pemerintah bisa memberi perhatian lebih pada dirinya dan para pedagang lain di kawasan Simpang Jomin yang kini harus berjuang untuk terus bertahan.

Simpang Jomin merupakan pertigaan yang jadi titik pertemuan pengendari dari arah Jakarta, Bandung dan Cirebon dan berbagai daerah di Jawa Tengah.

READ  Danone Buka Suara Soal Kecelakaan Maut di Gerbang Tol Ciawi

Saat musim arus mudik dan arus balik lebaran, Simpang Jomin dipastikan jadi salah satu pusat pemberitaan. Pasalnya wilayah ini bakal jadi pusat kemacetan.

Setelah Tol Cipali dibuka pada 2015, pemudik yang akan menuju wilayah Jawa Tengah tak lagi melewati Jalur Pantura termasuk Simpang Jomin.

Dengan melewati tol ini, pemudik bisa mempersingkat waktu tempuh dari Cikampek ke Cirebon.

Tol Cipali juga diperkirakan bisa mengurangi kemacetan di Pantura hingga 40 persen

Namun hal ini membuat denyut nadi perekonomian di Pantura turut berpengaruh.

Pusat oleh-oleh dan restoran jadi yang paling terhantam. Pemudik jelas lebih memilih lewat Tol Cipali karena lebih cepat meski harus membayar tarif tol.

Saat Cipali baru beroperasi, pemerintah sudah punya program untuk menyediakan tempat bagi para UMKM atau pedagang kaki lima Pantura di rest area tol.

Presiden Joko Widodo saat itu bahkan memerintahkan langsung penyediaan tempat ini di 8 tempat peristirahatan yang ada.

(sur)






Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *