Kupang, CNN Indonesia —
Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur pada Kamis (20/3) malam, tak berdampak pada penutupan bandara di NTT.
General Manejer AirNav Cabang Kupang, I Nyoman Oka Wirana mengatakan tidak ada bandara di NTT yang terdampak dari letusan Gunung Lewotobi Laki-laki.
“Tidak ada bandara terdampak akibat letusan tadi malam (Kamis malam),” kata Nyoman melalui pesan tertulis saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Jumat (21/3) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, sejauh ini seluruh bandara di NTT masih beroperasi dan tidak ada yang terdampak dari letusan Gunung Lewotobi Laki-laki. Penerbangan pun tidak ada yang terganggu.
Terpisah, Kepala Bandara Frans Seda Maumere di Kabupaten Sikka, Partahian Panjaitan mengonfirmasi bahwa Bandara Frans Seda Maumere tetap beroperasi seperti biasa dan tidak terdampak abu vulkanik dari letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur.
“Tidak terdampak (letusan Gunung Lewotobi),” kata Partahian dikonfirmasi CNNIndonesia.com melalui pesan singkat Sabtu (22/3).
Dia menjelaskan operasional Bandara Frans Seda tetap berjalan normal dan tidak terganggu. Penerbangan dari dan menuju ke Bandara Frans Seda juga tetap normal.
“Operasi penerbangan normal,” ujarnya.
Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki yang terjadi Kamis (20/3) malam pukul 22.56 WITA menurut Kepala Dinas Kominfo Flores Timur, Herry Lamawuran, berdampak pada dua warga mengalami luka bakar.
Dua warga tersebut mengalami luka bakar akibat terkena abu panas yang dimuntahkan Gunung Lewotobi Laki-laki.
“Untuk korban ada luka dua orang karena kena abu panas,” kata Herry.
Menurut dia, letusan yang terjadi Kamis malam itu mengarah ke Timur ke beberapa desa yang ada di pesisir pantai.
“Mulai dari (desa) Nobo, Nurabelen, kemudian Ringrita, Lewotobi, Lowo Awang, Riangrita, Riangbaring sampai dengan Waiwula,” ujarnya.
Dia menyebut 8 desa itu terdampak hujan batu dan kerikil serta abu vulkanik panas.
Akibatnya dua warga terkena abu panas sehingga alami luka bakar di beberapa bagian tubuh. Mereka diduga tidur di kebun saat terjadi letusan besar pada Kamis (20/3) malam.
Gunung Lewotobi meletus dengan semburkan abu vulkanik setinggi 8 kilometer.
“Telah terjadi erupsi G. Lewotobi Laki-laki, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 20 Maret 2025 pukul 22:56 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 8.000 m di atas puncak (± 9.584 m di atas permukaan laut,” kata Petugas PPGA Lewotobi Laki-laki, Emanuel Rofinus Bere dalam laporan tertulis yang dikeluarkan pukul 23.58 WITA.
Dia menyebut secara visual kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya dan barat.
Letusan tersebut kata Emanuel terekam di seismogram dengan amplitudo 47,6 milimeter dengan durasi 11 menit sembilan detik.
“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47.6 mm dan durasi ± 11 menit 9 detik,” kata Emanuel yang melaporkan dari PPGA Lewotobi di Desa Pululera Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur.
Pada bagian lain, PPGA melaporkan Gunung Leowotobi Laki-laki kembali meletus pada Jumat (21/3) dinihari pukul 00.10 wita dengan tinggi kolom abu mencapai 2,5 kilometer di atas puncak.
(eli/dna)