Tiga Pria Singapura Ditangkap karena Diduga Terpapar Radikalisasi

banner 468x60
banner 468x60

Housekeeping.my.id –


Jakarta, CNN Indonesia

Tiga pria warga negara Singapura ditahan karena diduga terpapar radikalisasi secara daring.

Departemen Keamanan Dalam Negeri Singapura (ISD) mengatakan tiga pria yang proses radikalisasinya dipicu oleh konflik Israel-Hamas itu, ditahan berdasarkan Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri.

Ketiganya meradikalisasi diri secara terpisah, dan diduga melakukan persiapan untuk terlibat dalam kekerasan bersenjata di luar negeri.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Meskipun kasus mereka tidak saling terkait, radikalisasi mereka dipicu atau dipercepat oleh konflik Israel-Hamas yang sedang berlangsung,” demikian pernyataan ISD, dikutip Channel NewsAsia.

Ketiga pria itu disebut belajar menggunakan senjata, di mana salah satu dari mereka mengunjungi tempat latihan tembak di Bangkok. Mereka ditangkap pada Oktober 2024.

Salah satu pelaku bernama Muhammad Indra Aqmal Effendy sedang bekerja sebagai mekanik lift saat ditangkap. Radikalisasinya dimulai setelah serangan Hamas ke Israel yang berujung pada agresi brutal pada Oktober 2023 lalu.

Dia disebut mengonsumsi konten daring tentang situasi di Gaza, yang memperlihatkan warga sipil Palestina dibunuh oleh Pasukan Pertahanan Israel.

“Terpengaruh secara emosional oleh penderitaan rakyat Palestina, dia menumbuhkan kebencian terhadap IDF dan dalam beberapa minggu menumbuhkan keinginan kuat untuk berperang bagi Hamas melawan IDF di Gaza,” kata ISD.

Selain itu, pria itu juga disebut mencari secara daring tempat latihan menembak di Batam, di mana dia bisa berlatih menggunakan senjata api sungguhan.

Tersangka lainnya bernama Mohamad Latiff Rahim adalah seorang direktur di perusahaan pemasaran digital.

Dia mulai menapaki “jalur radikalisasi” pada tahun 2010, setelah mulai mengonsumsi konten daring tentang “nubuat eskatologis Islam” yang berkaitan dengan akhir zaman.

Agresi Israel ke Palestina dan meluasnya konflik Timur Tengah hingga melibatkan Iran, meyakinkan Latiff bahwa Akhir Zaman sudah dekat. Hal ini mempercepat keinginannya untuk terlibat dalam kekerasan bersenjata.

“Latiff, seorang Muslim Syiah, menganggap Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sebagai pemimpin yang dinubuatkan yang akan memimpin mujahidin untuk berperang melawan musuh selama Akhir Zaman,” lanjut pernyataan ISD.

Pada September 2022, Latiff disebut mengunjungi tempat latihan menembak di Bangkok untuk mempelajari senjata api.

ISD mengatakan dia tidak memiliki rencana serangan khusus terhadap Singapura, namun mengakui bersedia melaksanakan instruksi dari Khamenei, termasuk jika harus melakukan serangan di Singapura.

Pelaku ketiga, Nurisham Yusoff, bekerja sebagai penjaga keamanan. Dia menggunakan media sosial untuk mencari ilmu agama, dan terpapar pada ajaran para penceramah radikal dan segregasionis asing seperti Azhar Idrus dan Wadi Annuar.

Setelah agresi Israel, dia mengonsumsi materi ekstremis daring yang terkait dengan konflik terkini. Dia meyakini itu adalah kewajiban agamanya untuk pergi ke Gaza, mengangkat senjata bersama sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam.

ISD mengatakan ketiga pria itu bertindak sendiri dan tidak ada indikasi mereka meradikalisasi atau merekrut orang lain di Singapura.

“Ketiga kasus ini menyoroti bagaimana konflik di luar negeri dapat berdampak pada keamanan Singapura,” kata lembaga tersebut.

ISD mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap elemen radikal dan narasi ekstremis, yang mendorong atau melegitimasi tindakan terorisme dan ekstremisme kekerasan.

“Kami akan mengambil tindakan tegas terhadap siapa pun di Singapura yang mendukung, mempromosikan, melakukan, atau membuat persiapan untuk melakukan kekerasan bersenjata, terlepas dari bagaimana mereka merasionalisasi kekerasan tersebut, atau di mana kekerasan itu terjadi,” kata pihak ISD.

(dna/dna)


Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20250109155350-106-1185493/tiga-pria-singapura-ditangkap-karena-diduga-terpapar-radikalisasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *