Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden AS Donald Trump berencana membuat pertahanan udara semacam Iron Dome di seluruh Amerika Serikat. Para pakar menilai proses tersebut butuh waktu lama dan biaya besar.
Ambisi Trump tertuang dalam perintah eksekutif (executive order) baru yang diteken pada pekan lalu.
“Kita harus memiliki pertahanan yang kuat. Segera memulai pembangunan perisai pertahanan rudal Iron Dome yang canggih, yang akan melindungi Amerika,” kata Trump pada Senin (27/1).
Namun, perintah Trump bukan perkara mudah. Direktur Asosiasi Proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan AS Matt Korda mengatakan biaya mempertahankan wilayah AS akan sangat besar dan memakan waktu puluhan tahun.
Jika menyangkut uang, keuntungannya akan berada di pihak penyerang.
“Serangan lebih murah daripada pertahanan setiap saat,” ujar Korda, dikutip CNN, Sabtu (1/2).
Mantan direktur operasi di Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik AS Carl Schuster mengatakan tantangan terbesar rencana pertahanan Trump adalah sistem produksi dan pengadaan AS.
“Menurut saya, tingkat produksi kita sangat rendah. Kita terlelap selama lebih dari satu dekade,” ujar Schuster.
Dia juga mencatat masalah tersebut bukan cuma soal infrastruktur manufaktur, tetapi juga pengetahuan dan keterampilan produksi yang terbatas.
“Kita harus berinvestasi pada pabrik, yang sudah kita kuasai dengan baik, dan pada sumber daya manusia, yang belum bisa kita kuasai dengan baik,” imbuh Schuster.
AS sebetulnya memiliki sistem pertahanan udara untuk menangkal rudal di Guam yang disebut Sistem Aegis Guam. Pulau tersebut berjarak 3.000 km dari China dan 3.379 dari Korea Utara.
Pada Desember 2024, Sistem Aegis Guam untuk pertama kalinya berhasil mencegat rudal balistik yang ditargetkan ke pulau itu.
Direktur operasi Badan Pertahanan Rudal AS (MDA), Michelle Atkinson, pada 2023 mengatakan sistem dan pasukan saat ini mampu mempertahankan ancaman rudal balistik Korea Utara
“Namun, ancaman regional terhadap Guam termasuk dari China, terus berkembang pesat,” kata Atkinson.
AS juga menguji kemampuan pelacakan sistem Pertahanan Area Ketinggian Terminal (THAAD) untuk memperkuat sistem pertahanan di Guam.
THAAD dirancang untuk menghentikan rudal yang tiba di fase terminal, atau fase penurunan, penerbangan, sementara Aegis melakukan intersepsi di pertengahan lintasan, di luar atmosfer Bumi, sebelum rudal menukik ke sasaran.
Militer AS juga menggunakan baterai rudal Patriot, yang dirancang untuk melakukan intersepsi di ketinggian yang jauh lebih rendah, sebagai tahap akhir pertahanan Guam
Ketiganya; Aegis, THAAD, dan Patriot, pada akhirnya akan membentuk Enhanced Integrated Air and Missile Defense System (EIAMD) di Guam, yang bisa memberi pertahanan berlapis dari ancaman rudal balistik regional, rudal balistik manuver, rudal luncur hipersonik, dan rudal jelajah.
Namun, jangka waktu untuk pertahanan rudal Guam secara penuh, yang diperkirakan akan memakan waktu setidaknya satu dekade, menunjukkan tantangan dalam membangun sistem melawan rudal balistik dan rudal hipersonik.
(isa/chri)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20250201151157-134-1193490/trump-mau-bikin-iron-dome-di-as-pakar-wanti-wanti-ongkos-produksi