Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Seorang pejabat militer Ukraina mengatakan pada Jumat (31/1) bahwa pasukan Korea Utara tidak terlihat di garis depan di wilayah Kursk, Rusia selama beberapa pekan. Dia menduga pasukan itu mundur karena suda mengalami terlalu banyak korban.
“Kehadiran pasukan DPRK tidak terlihat selama sekitar tiga minggu, dan mereka mungkin terpaksa mundur setelah menderita kerugian besar,” kata juru bicara Pasukan Operasi Khusus militer Ukraina, Kolonel Oleksandr Kindratenko, kepada CNN.
Komentar ini menyusul laporan bahwa beberapa unit Korea Utara telah ditarik kembali dari garis depan setelah mengalami kerugian signifikan, menurut penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak.
Sekitar 12.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia, menurut pejabat Ukraina dan laporan intelijen Barat, yang mengatakan sekitar 4.000 tentara telah tewas atau terluka.
Pasukan Korea Utara telah dikerahkan ke Kursk setidaknya sejak November untuk mengusir serangan Ukraina di wilayah perbatasan selatan Rusia itu.
“Kami masih berada di wilayah Kursk… pasukan Rusia tidak cukup kuat untuk mengusir kami,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky minggu lalu dalam sebuah pidato di Davos, Swiss.
Zelensky mencatat bahwa ada 60.000 tentara Rusia di Kursk dan 12.000 personel Korea Utara. Dia juga bilang sepertiga pasukan Korea Utara tersebut telah tewas.
CNN sebelumnya telah melaporkan taktik brutal dan hampir bunuh diri dari tentara Korea Utara, yang dalam beberapa kasus memilih meledakkan granat daripada ditangkap pasukan Ukraina dan telah menulis janji setia di medan perang kepada Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un.
Seorang komandan resimen Pasukan Operasi Khusus ke-6, yang tidak ingin menyebutkan namanya karena alasan keamanan, mengatakan kepada CNN bahwa meskipun tentara Korea Utara “semuanya adalah pejuang muda, terlatih, dan tangguh,” mereka sebelumnya tidak pernah menghadapi pesawat nirawak dalam pertempuran.
Ukraina baru-baru ini membuat kemajuan di Kursk, menurut pembaruan medan perang dari Institut Studi Perang (ISW), sebuah lembaga pemikir yang berbasis di DC, pada tanggal 26 Januari.
Sementara itu Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan awal pekan ini bahwa pasukan Rusia sudah merebut kembali desa Nikolayevo-Daryino di wilayah Kursk, yang terletak di perbatasan Rusia-Ukraina.
Baik Moskow maupun Pyongyang belum secara resmi mengakui keberadaan pasukan Korea Utara di Rusia.
Tahun lalu, beberapa bulan sebelum pengerahan pasukan Korea Utara ke Rusia, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani pakta pertahanan penting dan berjanji menggunakan semua cara yang tersedia untuk memberi bantuan militer segera jika pihak lain diserang.
Pakta tersebut merupakan perjanjian paling signifikan yang ditandatangani oleh Rusia dan Korea Utara dalam beberapa dekade dan telah dipandang sebagai semacam kebangkitan kembali janji pertahanan bersama era Perang Dingin 1961.
(fea/fea)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20250201022048-134-1193375/ukraina-sebut-pasukan-korea-utara-mundur-dari-garis-depan