Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
SeekorĀ ular death adder bertaring tiga ditemukan di Australia. Taring tambahan ini membuat ular tersebut lebih berbahaya, karena dapat menyuntikkan lebih banyak bisa.
“Ini adalah sesuatu yang belum pernah kami lihat sebelumnya,” ujar Billy Collett, manajer taman di Australian Reptile Park, tempat ular itu tinggal.
“Kami telah memiliki death adder ini dalam program bisa (racun) selama sekitar tujuh tahun, tetapi baru belakangan ini kami melihat taring ketiga. Saya pikir taring ini akan lepas seiring berjalannya waktu, tapi setelah satu tahun kemudian, taring ini masih ada di sana!” tambahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taring ketiga ini, yang terletak tepat di sebelah salah satu taring lainnya di sisi kiri mulut ular, juga menghasilkan bisa. Ini berarti ular ini memiliki bisa yang jauh lebih besar per gigitannya daripada ular berbisa pada umumnya, sehingga membuatnya lebih mematikan.
“Pernah melihat death adder dengan 3 taring sebelumnya? Kami belum pernah.” tulis akun resmi Australian Reptile Park, disertai video yang menayangkan taring ketiga death adder.
Collett menyebut ular yang sangat langka ini “mungkin menjadi death adder paling berbahaya di dunia.”
Menurutnya, taring ekstra tersebut merupakan hasil dari mutasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sebagai informasi, death adder (Acanthophis) adalah kelompok ular berbisa yang berasal dari Australia dan Papua Nugini. Ular ini memiliki salah satu serangan tercepat dari semua ular yang ada, dengan beberapa spesies mampu menggigit dan menyuntikkan bisa dari taringnya dalam waktu kurang dari 0,15 detik.
Dikutip dari Live Science, bisa mereka mengandung neurotoksin yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan bahkan kematian jika tidak segera ditangani. Sebelum pengembangan antivenom, sekitar 50 persen gigitan ular death adder berakibat fatal.
Ular ini adalah bagian dari program produksi antivenom Australian Reptile Park, dan taring ekstra yang sangat langka ditemukan saat ular ini diperah untuk diambil bisa dan racunnya.
Proses ini melibatkan pemerasan kelenjar bisa ular secara perlahan saat ular menggigit wadah penampung, sehingga bisa ular mengalir ke dalam botol.
Ular death adder bertaring tiga ini ternyata menghasilkan bisa yang jauh lebih banyak dari biasanya. Ular ini menghasilkan sekitar dua kali lipat dari ular berbisa dua taring, meskipun tidak jelas apakah hasil yang lebih tinggi adalah hasil dari taring tambahan, atau ular ini hanya menghasilkan bisa dalam jumlah besar.
Ini adalah ular bertaring tiga pertama yang pernah ditemukan di Australian Reptile Park, yang telah beroperasi selama 20 tahun dan telah memerah ratusan ribu ular.
“Ada ular-ular bertaring tiga yang ditemukan di Australia, tetapi dari apa yang kami temukan, tidak ada yang tercatat sebagai ular death adder bertaring tiga,” ujar Juru Bicara Australian Reptile Park.
(lom/dmi)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250320091340-199-1210939/ular-mutan-ditemukan-dengan-3-taring-bisa-lebih-mematikan