Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan negaranya masih membutuhkan dukungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meskipun telah dicaci-maki dan diusir dari Gedung Putih, Jumat (28/2).
“Sangat penting bagi kami untuk mendapatkan dukungan Presiden Trump. Dia ingin mengakhiri perang, tetapi tidak seorang pun menginginkan perdamaian lebih dari kami,” kata Zelensky dalam sebuah posting di platform media sosial X, Sabtu (1/3) dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zelensky menekankan rasa terima kasihnya atas dukungan AS terhadap Ukraina dalam tiga tahun sejak Rusia menginvasi negaranya.
Dalam adu argumen dengan Zelensky, Wakil Presiden AS JD Vance mempertanyakan apakah pemimpin Ukraina tersebut cukup berterima kasih atas dukungan AS.
“Kami sangat berterima kasih kepada Amerika Serikat atas semua dukungannya. Saya berterima kasih kepada Presiden Trump, Kongres atas dukungan bipartisan mereka, dan rakyat Amerika. Rakyat Ukraina selalu menghargai dukungan ini, terutama selama tiga tahun invasi skala penuh ini,” kata Zelensky menambahkan, dikutip dari CNN.
Zelensky mengatakan bahwa Ukraina dan AS “tetap menjadi mitra strategis. Namun, kita perlu bersikap jujur dan terus terang satu sama lain untuk benar-benar memahami tujuan bersama kita.”
Siap teken perjanjian mineral
Di sisi lain, Zelensky menegaskan bahwa Ukraina siap menandatangani perjanjian mineral yang telah ia bahas di AS, tetapi mencatat bahwa “itu tidak cukup.”
“Kita butuh lebih dari itu. Gencatan senjata tanpa jaminan keamanan berbahaya bagi Ukraina. Kami telah berjuang selama tiga tahun, dan rakyat Ukraina perlu tahu bahwa Amerika ada di pihak kami,” kata Zelensky.
“Rakyat Amerika membantu menyelamatkan rakyat kami. Kemanusiaan dan hak asasi manusia adalah yang utama. Kami benar-benar berterima kasih. Kami hanya menginginkan hubungan yang kuat dengan Amerika, dan saya sangat berharap kami akan memilikinya,” tambahnya.
Zelensky akan bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Sabtu ini. Keduanya akan bertemu di Downing Street, kediaman resmi dan kantor perdana menteri, pada Sabtu sore.
Pemimpin Ukraina mendarat di Inggris pada Sabtu pagi, terbang dari AS setelah pertemuan sengit dengan Trump.
Zelensky diperkirakan akan bertemu dengan sejumlah pemimpin Eropa pada pertemuan puncak pada hari Minggu, di mana mereka akan membahas dukungan untuk Kyiv.
Insiden pengusiran Zelensky terjadi Ruang Oval, Gedung Putih pada Jumat (28/2), ketika kedua pemimpin negara bertemu untuk membahas dan menandatangani perjanjian akses AS ke mineral jarang di Ukraina hingga jaminan keamanan Negeri Paman Sam ke negara itu.
Tensi meningkat saat membahas negosiasi damai perang Rusia-Ukraina. Trump dan Wakil Presiden AS JD Vence berteriak ke Zelenky. Mereka menuduh pemimpin Ukraina itu tak bersyukur atas bantuan AS selama tiga tahun.
Presiden AS ini bahkan sempat mengancam Ukraina dan akan menarik diri dari negara sekutunya.
Trump bahkan menyatakan Ukraina harus membuat “kompromi” untuk perundingan damai dengan Rusia, yang menduduki sebagian wilayah negara itu.
Zelensky dengan tegas menolak gagasan tersebut. “Tidak ada kompromi dengan pembunuh di tanah kami,” kata Zelensky.
Situasi makin tegang, Trump dan Vance secara terbuka mencaci Zelensky di hadapan media.
Media AS kemudian melaporkan pejabat tinggi pemerintahan Trump meminta Zelensky pergi. Ia pun angkat kaki dari Gedung Putih.
(fra/afp/cnn)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20250301221032-134-1203955/usai-diusir-zelensky-sebut-dukungan-trump-masih-penting