Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan Rusia masih menunjukkan “keinginan untuk berperang” meskipun ada upaya untuk mencapai gencatan senjata di Ukraina.
Pernyataan ini disampaikan Macron pada Rabu (26/3) menjelang pertemuan puncak bersama negara Eropa yang fokus membicarakan soal penguatan keamanan Ukraina jika kesepakatan damai dengan Rusia yang dimediasi oleh Amerika Serikat tercapai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbicara di Paris bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Macron menegaskan ini adalah “fase krusial untuk mengakhiri perang agresi” yang dilancarkan Rusia, saat AS mencoba menjalin dialog dengan Moskow demi mencapai kesepakatan.
Ia juga mengumumkan paket bantuan militer baru senilai 2 miliar euro (sekitar Rp37 triliun) untuk Ukraina. Paris siap mengirimkan peralatan militer yang tersedia secara cepat dari stoknya.
Macron menegaskan Rusia harus menerima tawaran gencatan senjata selama 30 hari dari Ukraina “tanpa syarat”, serta menuduh Moskow masih menunjukkan “keinginan untuk berperang” meskipun Kyiv telah “mengambil risiko demi perdamaian”.
Di tengah meningkatnya ketegangan, Rusia dan Ukraina saling menuduh telah menggagalkan kesepakatan awal untuk menghentikan serangan di Laut Hitam dan infrastruktur energi.
Macron menuding Rusia terus mengajukan “syarat baru” dan belum menanggapi tawaran gencatan senjata.
“Ukraina telah menyatakan dengan jelas kepada Amerika Serikat bahwa mereka setuju untuk melakukan gencatan senjata penuh dan tanpa syarat selama 30 hari, meskipun mereka adalah pihak yang menjadi korban agresi,” kata Macron.
“Kami mengharapkan komitmen serupa dari Rusia,” tambahnya seperti dikutip AFP.
Pada Kamis (28/3), Macron dijadwalkan menyambut para pemimpin Eropa bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky guna membahas jaminan keamanan yang dapat diberikan Eropa kepada Ukraina jika kesepakatan gencatan senjata dengan Rusia terwujud.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio sebelumnya mengatakan bahwa Washington akan mengkaji syarat-syarat yang diminta Rusia, tetapi ia memperingatkan bahwa kesepakatan damai akan memerlukan waktu.
Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu telah memerintahkan gencatan senjata selama 30 hari terhadap sasaran infrastruktur energi. Namun, Kyiv mengklaim serangan Rusia terhadap fasilitas energi masih terus berlangsung.
Zelensky mengatakan ia mengharapkan “keputusan kuat” dari pertemuan yang akan berlangsung pada Kamis.
“Sekarang bukan saatnya untuk mengendurkan tekanan terhadap Rusia atau melemahkan persatuan kita demi kedamaian,” kata Zelensky.
Dalam wawancara dengan media penyiaran publik Eropa, Zelensky menuding Putin ingin “memecah belah dan melemahkan” kesatuan Eropa.
Jika kesepakatan damai tercapai, salah satu elemen utama yang dibahas adalah kemungkinan pengiriman pasukan Eropa untuk memastikan Rusia tidak kembali menyerang Ukraina.
Zelensky mengatakan masih terlalu dini untuk membahas secara spesifik peran pasukan Eropa di Ukraina. Namun, seorang penasihat utamanya, Igor Zhovkva, mengatakan kepada AFP di Paris bahwa Ukraina membutuhkan kehadiran Eropa yang kuat, bukan sekadar pasukan penjaga perdamaian.
Menurut Zelensky, pertanyaan utama saat ini adalah “siapa yang bersedia” mengambil bagian dalam misi semacam itu. “Masih terlalu dini untuk membahasnya,” katanya.
(rds)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20250327092630-134-1213585/wanti-wanti-eropa-macron-tuding-rusia-masih-ingin-perang-di-ukraina