Housekeeping.my.id –
Jakarta, CNN Indonesia —
Seorang pria Malaysia berusia 55 tahun tengah berjuang melawan kanker. Namun, ia harus dihadapkan dengan kenyataan pahit besarnya kenaikan premi asuransi.
Lelaki paruh baya itu memutuskan resign dari pekerjaannya karena khawatir stres memicu penyakitnya kambuh. Sayang, dirinya kini tak punya pilihan selain membatalkan polis yang dibelinya sekitar 15 tahun lalu.
“Saya sangat terkejut dengan kenaikan (premi asuransi) tersebut,” katanya, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (28/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Jika kenaikannya mencapai 50 persen, itu masih dapat diterima,” sambung pria pengidap kanker tersebut.
Inflasi medis dituding menjadi penyebab kenaikan besaran uang yang harus dibayar. Ia menuturkan premi tahunannya naik dari RM754 atau setara Rp2,7 juta (asumsi kurs Rp3.690 per ringgit) menjadi RM1.862 alias Rp6,87 juta atau 147 persen.
“Saya menerima bahwa pemegang saham juga menginginkan keuntungan, tetapi peningkatan ini terlalu besar,” keluhnya.
Sejumlah warga Malaysia juga kompak berteriak. Masyarakat Negeri Jiran akan dihadapkan dengan kenaikan premi asuransi kesehatan dalam beberapa tahun mendatang.
Biaya medis meningkat diklaim akibat kenaikan konsumsi layanan kesehatan dari warga yang menua. Di lain sisi, kemajuan teknologi medis dianggap menyumbang lonjakan premi tersebut.
Perusahaan asuransi di Malaysia sudah terang-terangan mau menaikkan premi sebesar 40 persen-70 persen mulai 2025 ini. Pemberitahuan tersebut disampaikan pada akhir tahun lalu.
Kendati, upaya ini memicu kemarahan pemerintah. Perdana Menteri Anwar Ibrahim menegaskan pihaknya tak akan menoleransi kenaikan yang ‘tidak dapat dibenarkan’.
(skt/agt)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20240909124114-106-1142498/warga-malaysia-mengeluh-premi-asuransi-naik-147-persen