Waspada Gangguan ‘Perang Sarung’ di Ramadan, Peringatan Buat Keluarga

Berita, Nasional1 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60



Jakarta, CNN Indonesia

Selain berburu takjil hingga ngabuburit, ‘perang sarung‘ semula konon disebut budaya atau tradisi untuk menyambut bulan Ramadhan. Namun, kini konotasinya berubah menjadi negatif karena dikaitkan dengan aksi tawuran.

Di beberapa daerah, pemerintahan setempat dan aparat keamanan kini mulai mewaspadai aksi ‘perang sarung’ menjelang Ramadhan pada tahun ini, 1446 hijriah.

Salah satunya Satpol PP Surabaya yang memetakan wilayah rawan digunakan sebagai lokasi tawuran seperti  Jalan Kenjeran, Jalan Kapas Madya,  dekat TPU Rangkah, hingga Jalan Ngaglik. “Gangguan yang sering terjadi saat bulan Ramadhan biasanya perang sarung dan tawuran,” kata Kastapol PP Surabaya M Fikser, Sabtu (23/2).



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juga di Sleman, DI Yogyakarta di mana pemkab setempat sudah berkoordinasi dengan lembaga terkait, termasuk kepolisian, untuk mengantisipasi gangguan kamtibmas selama bulan Suci Ramadhan. Satpol PP Sleman juga melakukan pemetaan titik-titik rawan terjadi gangguan kamtibmas.

Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa pada Kamis (27/2) mengatakan pihaknya mewaspadai kemungkinan ada perang sarung atau tawuran, hingga menyalakan petasan.  





“Kami bersama dengan jajaran Polresta Sleman dan Forkopimda telah melakukan koordinasi untuk mengantisipasi potensi kejahatan jalanan, khususnya yang dilakukan anak-anak selama bulan Ramadhan,” kata Danang di Sleman,  Sleman, Kamis (27/2) mengutip dari Antara.

“Patroli di lokasi-lokasi rawan gangguan kamtibmas akan ditingkatkan, terutama pada jam-jam selepas subuh,” imbuhnya.

Kemudian di Jakarta Utara, kepolisian menggandeng ulama untuk mencegah tawuran antar remaja selama Ramadhan. Polisi sebelumnya juga telah mendirikan 21 pos pantau di seluruh wilayah Jakarta Utara untuk mengantisipasi kerawanan keamanan seperti tawuran.

“Pos pantau kami dirikan dalam rangka mengantisipasi adanya peningkatan kegiatan masyarakat dalam rangka melaksanakan ibadah di bulan suci Ramadhan,” kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Ahmad Fuady , Rabu (26/2) mengutip dari Antara.

Kriminolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Soeprapto menduga ada perubahan proses sosialisasi nilai dan budaya dalam aksi perang sarung salam Ramadhan. Akibatnya, perang sarung kini mengalami perubahan makna dari semula kegiatan menyambut atau meramaikan Ramadhan, kini menjadi perang sungguhan untuk saling menyakiti.

READ  Arsenal Pesta Gol di Kandang Palace

Menurut Soeprapto, perang sarung sama halnya dengan klitih. Semula, klitih juga merupakan kegiatan baik untuk mengisi waktu luang. Namun, kini maknanya berubah menjadi ‘keliling golek getih’ atau keliling mencari darah.

“Sebetulnya tradisi tawuran dan perang sarung itu pada hakikatnya bertujuan menyambut bulan suci Ramadhan dalam bentuk permainan yang tidak saling menyakiti agar warga masyarakat tidak hanya berdiam diri di rumah, namun mau keluar berinteraksi dengan anggota masyarakat yang lain,” kata Suprapto kepada CNNIndonesia.com, Kamis (27/2).

“Jadi intinya, tradisi yang semula bertujuan menciptakan keakraban, telah bergeser menjadi menciptakan permusuhan,” imbuhnya.

Suprapto menganggap perubahan makna sejumlah tradisi itu tak lepas dari pengaruh keluarga hingga lingkungan masyarakat.

Menurut dia dalam hal ini, keluarga telah kehilangan empat fungsi utamanya yakni fungsi pendidikan, perlindungan, ekonomi, dan fungsi reproduksi.

Selain keluarga, pihak yang patut dipersoalkan atas pergeseran tradisi atau budaya tersebut adalah lembaga pemerintah dan masyarakat. Oleh sebab itu, aparat keamanan dan ketertiban kini harus lebih dominan.

“Polisi, Pol PP, Petugas Binmas, perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas patrolinya sebagai langkah kuratif dan preventif, serta melakukan sosialisasi ke masyarakat secara berkala sebagai penguatan langkah preventif,” kata Soeprapto.

Baca halaman selanjutnya…







Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *