Fakta-fakta Gerhana Bulan Total yang Bakal ‘Manggung’ Pekan Ini

Berita, Teknologi4 Dilihat
banner 468x60
banner 468x60

Housekeeping.my.id –

Daftar Isi



Jakarta, CNN Indonesia

Fenomena Gerhana Bulan Total akan menghiasi langit pada Kamis (13/3) hingga Jumat (14/3). Simak fakta-faktanya berikut ini.

Gerhana bulan terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan sejajar sehingga Bulan masuk ke dalam bayangan Bumi. Saat Gerhana Bulan Total, seluruh Bulan berada di bagian tergelap bayangan Bumi, yang disebut umbra.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat Bulan berada di dalam umbra, Bulan akan tampak berwarna merah jingga. Gerhana Bulan kadang-kadang disebut “Blood Moon” karena fenomena ini.

Berikut adalah rangkuman fakta-fakta Gerhana Bulan yang bakal terjadi malam nanti:





Dapat disaksikan tanpa alat

Kita tidak memerlukan peralatan khusus untuk mengamati gerhana Bulan, tetapi penggunaan teropong atau teleskop akan menyempurnakan pemandangan.

Salah satu syarat untuk pemandangan terbai adalah lingkungan yang gelap dan jauh dari cahaya terang.

Gerhana Bulan Total yang berlangsung besok akan terlihat dari Belahan Bumi Barat.

Fase gerhana

Pada pukul 20.57 waktu pasifik, Bulan memasuki penumbra Bumi, bagian terluar dari bayangan. Bulan mulai meredup, tetapi efeknya cukup halus.

Berselang satu jam, Bulan mulai memasuki umbra Bumi dan gerhana sebagian pun dimulai. Secara kasat mata, saat Bulan bergerak masuk ke dalam umbra, Bulan tampak seperti menggigit piringan Bulan. Bagian Bulan yang berada di dalam umbra tampak sangat gelap.

READ  Whatsapp Bisa Transkip Pesan Suara

Dalam 15 menit, seluruh Bulan berada dalam umbra Bumi. Bulan tampak berwarna merah tembaga.

Gunakan teropong atau teleskop untuk pemandangan yang lebih baik. Jika Anda ingin mengambil foto, gunakan kamera pada tripod dengan eksposur setidaknya beberapa detik.

Setelah berlangsung selama 1 jam 6 menit, fase totalitas selesai. Saat Bulan keluar dari umbra Bumi, warna merah memudar. Tampak seolah-olah ada gigitan dari sisi berlawanan dari piringan bulan yang sebelumnya.

Satu jam kemudian, seluruh Bulan berada di penumbra Bumi, tetapi sekali lagi, proses redupnya tidak kentara.

Pada pukul 3 dini hari waktu Pasifik, Gerhana Bulan Total berakhir.

Penyebab Bulan memerah

Penyebab Bulan memerah saat gerhana sama dengan yang membuat langit kita berwarna biru dan Matahari terbenam berwarna merah.

Cahaya Matahari tampak putih, tetapi sebenarnya mengandung pelangi yang terdiri dari berbagai komponen-dan warna cahaya yang berbeda memiliki sifat fisik yang berbeda pula.

Dikutip dari laman NASA, cahaya biru relatif mudah menyebar saat melewati atmosfer Bumi. Sebaliknya, cahaya kemerahan, bergerak lebih mudah melalui udara.

Saat Matahari tinggi di hari yang cerah, kita melihat cahaya biru tersebar di seluruh langit di atas kepala. Saat Matahari terbit dan terbenam, ketika Matahari berada di dekat cakrawala, cahaya matahari yang masuk akan menempuh jalur yang lebih panjang dan bersudut rendah melalui atmosfer Bumi hingga sampai ke pengamat di bumi.

Bagian cahaya matahari yang lebih biru terhambur ke kejauhan (saat itu masih siang hari), dan hanya bagian spektrum kuning-merah yang sampai ke mata kita.

Selama gerhana Bulan, Bulan tampak merah atau oranye karena cahaya matahari yang tidak terhalang oleh planet kita disaring melalui sepotong atmosfer Bumi yang tebal dalam perjalanannya ke permukaan bulan. Seolah-olah semua matahari terbit dan terbenam di dunia diproyeksikan ke Bulan.

READ  Colour Run & Walk 2024, Cara SIS South Jakarta Dorong Gaya Hidup Sehat

Pemandangan lain

Selain gerhana, lihat langit barat pada malam tersebut untuk melihat sekilas planet Jupiter dan Mars.

Bulan akan berada di rasi Leo, di bawah cakar belakang singa, di awal gerhana. Tak lama kemudian, Bulan akan menyeberang ke rasi Virgo.

Saat bayangan Bumi meredupkan cahaya Bulan, rasi bintang akan lebih mudah dikenali daripada biasanya.

Tak bisa dilihat di Indonesia

Kendati begitu, Gerhana Bulan Total pada 13-14 Maret ini tidak dapat disaksikan dari wilayah Indonesia. Menurut BRIN gerhana ini hanya dapat disaksikan di Eropa, Amerika, dan Arktik.

Meski demikian, beberapa bulan mendatang ada Gerhana Bulan Total yang akan kembali menyapa dan bisa disaksikan dari Indonesia. Fenomena tersebut akan terjadi pada 7 September 2025.

BRIN menjelaskan Gerhana Bulan Total pada September bisa disaksikan mulai pukul 22.28 WIB hingga 8 September pukul 03.55 WIB.

(lom/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250312145525-199-1208027/fakta-fakta-gerhana-bulan-total-yang-bakal-manggung-pekan-ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *