Jakarta, CNN Indonesia —
Komisi X DPR RI menggelar rapat tertutup dengan Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brojonegoro setelah ramai dugaan berperilaku kasar terhadap staf kementerian, memecat secara sepihak, hingga soal tunjangan kinerja dosen ASN, Kamis (23/1).
Ketua Komisi X Hetifah Sjaifudian mengklaim rapat digelar tertutup agar Satryo leluasa dan tidak ada hal-hal yang ditutupi ketika ditanya.
“Karena banyak hal yang sebaiknya dibahas secara terbuka di internal kalau terbuka kan enggak jadi blak-blakan,” kata Hetifah di Kompleks Parlemen, Jakarta.
Hetifah menjelaskan dalam rapat tertutup itu akan membahas banyak hal termasuk sejumlah polemik yang sempat ramai dan menjadi sorotan publik.
“Kemarin dengan Mendikdasmen tertutup juga jadi dengan demikian kita bisa menerima informasi yang memang belum terbuka untuk publik dan sedang dilakukan karena belum jadi keputusan,” ujar dia.
“Beberapa hal (yang dibahas) terutama kegiatan 2024-2025 dan isu-isu aktual,” sambungnya.
Sebelumnya, pegawai di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, melakukan demo di depan kantor kementerian tersebut, Senin (20/1).
Pegawai memprotes Mendiktisaintek Satryo Soemantri yang diduga memberhentikan salah seorang pegawai secara sepihak dan mendadak.
Pranata Humas Ahli Muda & Pj Rumah Tangga Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Neni Herlina bercerita apa yang dialaminya berawal dari pergantian meja kerja menteri. Menurutnya, Satryo tidak terima dengan meja kerja yang ada.
“Sebenarnya itu kan gini, ruangan beliau itu kan sedang kita buat di lantai 10. Itu ruang sementara, sementara itu bekas ruang dirjen. Nah itu peralatannya itu bekas dirjen dulu. Sebenarnya enggak substansi masalah pendidikan tinggi,” kata Neni.
Dosen ASN Kemendiktisaintek ramai-ramai protes lantaran tak pernah mendapatkan tukin sejak 2020. Protes ini diinisiasi oleh Aliansi Dosen ASN Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (ADAKSI).
Mereka telah menggelar aksi dengan mengirimkan karangan bunga ke Kantor Kemendiktisaintek, Jakarta pada Senin (6/1) lalu.
Para dosen itu juga berencana kembali menggelar aksi besar-besaran menuntut tukin dosen ASN yang tak diberikan sejak 2020.
“Awal Februari kami akan adakan aksi besar-besaran di Jakarta,” kata Anggun lewat pesan singkat, Rabu (15/1).
Sebelum aksi di Jakarta Februari nanti, ADAKSI juga akan menggelar demonstrasi di daerah-daerah di Indonesia pada akhir Januari. Ia menjelaskan kini ADAKSI telah berdiri dan tersebar luas di seluruh provinsi di Indonesia.
(mab/isn)